Selasa, 28 Juli 2009

Kitab-Kitab Suci Agama

Yahudi, Kristen dan Islam mengakui keberadaan Adam as. dan rasul-rasulNya.

Untuk Yahudi sampai dengan Musa as. dan diakui sebagi Utusan Allah yang terakhir. Kitab sucinya Taurat.

Untuk Kristen sampai dengan Isa as. dan diakui sebagai Utusan Allah yang terakhir dan sekaligus diakui sebagai Anak Allah yang disebut pula dengan Isa Almasih (Isa tidak berbapa) atau Yesus Kristus (Yesus yang suci) atau Sang penebus. Kitab sucinya Injil.

Untuk Islam sampai dengan Muhammad saw. sebagai Utusan Allah yang terakhir dan terkasih serta terbesar. Kitab sucinya Al Qur’an.

Kisah–kisah Adam a.s. sampai dengan Isa as semuanya dikisahkan dalam tulisan dan bahasa Ibrani.

Di-Syariatkan Allah bahwa hubungan yang akan ditemukan orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik.

Sedangkan yang paling akrab hubungan kasih sayangnya dgn orang-orang yang beriman ialah dengan orang-orang Kristen (Nasrani), ka rena golongan orang-orang Kristen (Nasrani) terdapat para Uskup dan para Pendeta, lagi pula mereka tidak sombong. (Al Maidah – Q S. 5 – 82).

Kisah-kisah dalam ketiga kitab suci tersebut mirib dengan kisah Dewa-Dewa yang dikemas dalam kemasan yang berbeda tetapi pada hakekatnya sama.

Di-dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an dikisahkan bahwa Allah sebagai penguasa tunggal dalam pekerjaannya mengawasi dan menjaga Jagad Raya beserta isinya termasuk pengawasan terhadap Manusia, Allah dibantu oleh pembantu setianya yaitu para Malaikat.

Dalam Hindu, dikisahkan bahwa Dewa Penguasa atau Sang Hyang Widhi Wasa dibantu oleh para Dewa lain sebagai bawahan yang tunduk dan setia pada Sang Hyang Widhi Wasa.

Al Kitab Yahudi (Taurat) maupun Al Kitab Kristen (Injil), mengisahkan tentang Allah mencip takan dunia dan Manusia yang terfokus dan berakhir pada sejarah terbentuknya Bangsa Israel yang sekaligus menyatakan bahwa Palestina adalah haknya berdasarkan warisan dari Ibrahim a.s. yang diperoleh dari perjanjian dengan Allah dan sedikit menyinggung cikal bakal Bangsa Arab yang juga diakui sebagai saudaranya seayah lain ibu, namun derajadnya diposisikan lebih rendah karena ibunya cikal-bakal Bangsa Arab adalah bekas budak atau pembantu ayahnya, hadiah dari Fir’aun, Raja Mesir.

Al Qur’an tidak menceritakan secara terperinci kisah-kisah sejarah tersebut dan untuk memperoleh kejelasan dari cerita sejarahnya dise rahkan sendiri kepada pemeluknya untuk mencari dan memperoleh sumbernya.

Ternyata orang Islampun tidak dapat melepaskan diri dari cerita-cerita mitos, mistik, legenda, hikayat, kisah kepahlawanan, kisah-kisah tradisi kerakyatan dan kisah-kisah tradisi religius dlsb. Kemudian dianggap merupakan bagian untuk melengkapi Al Qur’an yang tidak dapat dipisahkan lagi.

Sebagaimana kisah Ibrahim as. yang mengurbankan Ismail as. untuk dipersembahkan kepada Allah, bukan berasal dari Al Qur’an melainkan diperoleh dalam alkisah, tetapi dianggap sebagai pelengkap Al Qur’an. Demikian juga dengan asal mula sumber air zam-zam keluarnya air karena tanah ditendang-tendang Ismail as. Sewaktu menangis kehausan.

Sedangkan Al Kitab Yahudi (Taurat) maupun Al Kitab Kristen (Injil), sejarahnya bersumber dari cerita-cerita rakyat, kisah-kisah legenda, hikayat-hikayat para Dewa, kisah-kisah mitos, kisah-kisah mistik, kisah-kisah tradisi-tradisi relagius yang mempunyai otoritas/wibawa yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pola hidup masyarakat waktu itu.

Bandingkan dengan orang-orang Indonesia, kisah-kisah mitos, kisah-kisah mistik kisah-kisah legenda kedewataan dan kepahlawanan, hikayat-hikayat , cerita-cerita rakyat, kisah-kisah tradisi dan kisah-kisah tradisi religius dlsb. ternyata masih sangat mempengaruhi kehidupan dan pola hidup mereka.

Pengaruh cerita-cerita demikian berjalan terus dari generasi kegenerasi berikutnya, bahkan dianggap sebagai warisan religius atau warisan budaya leluhur yang harus dilestarikan.

Kisah-kisah demikian meskipun tidak tertulis ternyata juga tidak dapat terhapus dari kepercayaan masyarakat sampai hari ini dan mungkin bahkan sampai hari kiamat dunia ini.

Demikian juga dengan komonitas Yahudi, Kristen dan Islam, sampai hari ini ternyata, juga tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh cerita-cerita yang mengandung mitos-mitos, mistik-mistik, hikayat-hikayat, legenda-legenda, cerita tradisi religius dlsb.